Tips / Artikel - 19 April 2022

Jenis-Jenis Dewatering dengan Pompa Tambang

Dewatering merupakan salah satu cara mengendalikan air pada lokasi tambang. Di industri pertambangan, dewatering menjadi hal penting yang perlu dilakukan agar proses pertambangan dapat berjalan dengan baik.

Sebelumnya, mengendalikan air di lokasi tambang pada dasarnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Mine Drainage: Upaya untuk mencegah air masuk atau mengalir ke areal kerja. Mine drainage umumnya dilakukan demi menangani air tanah atau air yang berasal dari sumber air permukaan. Contohnya berbagai metode pengalihan aliran air permukaan (river diversion, pembuatan paritan, dan lainnya).
  • Mine Dewatering : Adalah cara untuk mengeluarkan air yang telah masuk dan berada di dalam lokasi tambang. Mine Dewatering dilakukan dengan membuat sump (sumuran tunda), sistem paritan, dan sistem pemompaan.

 

Pompa Tambang untuk Dewatering

Dalam industri pertambangan, pompa tambang sangat diperlukan dan perlu diketahui. Sebab, alat ini ibarat media yang menjaga lokasi pekerjaan agar kegiatan tambang bisa berjalan tanpa hambatan.

Di era sekarang pun, setiap perusahaan tambang batubara sangat dianjurkan untuk menggunakan layanan pompa tambang. Anjuran ini bertujuan agar pekerjaan dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan minim risiko.

Sebab, selain dewatering, pompa tambang juga  bisa digunakan untuk menyediakan air pada area pertambangan melalui air sungai yang dimanfaatkan.

Pompa tambang sendiri memiliki sistem kerja yang berprinsip untuk mengalirkan air yang berada pada tampungan air atau sump ke sungai agar air tersebut tidak mengganggu berjalannya operasi penambangan.

 

Jenis-Jenis Pompa Tambang

Perlu dipahami, air yang berada dalam sump merupakan air yang berasal dari penambangan. Meski begitu, air ini juga merupakan campuran dari air hujan. Untuk air dari penambangan berasal dari tiap penggalian yang akhirnya mengeluarkan air tanah.

Air tersebut pun dikumpulkan di tampungan sump dan nantinya akan dialirkan ke bagian sungai.

Secara umum, terdapat dua jenis pompa tambang yang biasa ditemukan pada lokasi tambang. Berikut ulasannya:

 

1. Pompa Tambang Non Submersible

Jenis pompa tambang non submersible adalah pompa yang berada di atas ponton atau daratan. Pompa ini memiliki kapasitas yang lebih tinggi karena dapat memindahkan air dari debit yang lebih besar.

Tak hanya itu, pompa tambang non submersible juga bisa digerakkan menggunakan dua tenaga, yaitu elektrik dan solar.

 

2. Pompa Tambang Submersible

Pompa tambang submersible merupakan lawan dari pompa non submersible. Penambang secara umum juga memerlukan jenis pompa ini untuk melaksanakan dewatering. Seperti namanya, jenis pompa yang satu ini bekerja dengan dimasukkan ke dalam air.

Kapasitas daya yang tersedia oleh pompa ini umumnya lebih rendah dibandingkan pompa non submersible. Pompa ini bekerja setelah penggalian tambang yang menghasilkan air, kemudian alirannya pun dialihkan. 

Sebelum mengalirkan air dengan pompa ini, perlu dipastikan bahwa air harus memiliki PH yang rendah, berkisar 3 hingga 5.

 

3. Pompa Submersible Listrik dan Hidrolik

Alat penggerak pompa tambang submersible, yaitu alat dengan tipe elektrik. Untuk pompa submersible listrik dan hidrolik, ujungnya secara umum memerlukan tingkat perendaman yang berbeda-beda. 

Sementara itu, power pack membutuhkan ruang yang rata dan luas di darat. Pompa submersible listrik dapat menangani volume yang besar atau head yang signifikan, hanya saja terbatas pada penanganan padatan yang lebih kecil pada head yang lebih tinggi.

Jenis pompa ini harus dipasang secara semi permanen, jarang dipindahkan, dan dirawat oleh teknisi atau teknisi listrik bersertifikasi ahli.

Dalam kebanyakan kasus, pompa submersible listrik (seperti turbin vertikal) dijalankan pada kecepatan yang sangat tinggi. Sementara itu, head yang diperlukan dapat dicapai pada kecepatan kira-kira 3.600-rpm.

Hal ini menimbulkan potensi keausan dari pemompaan air yang mengandung lumpur pada kecepatan tinggi, sehingga mengurangi masa pakai pompa. Meskipun lapisan karet pada suku cadang aus dapat menjadi solusi, tetapi bukanlah solusi jangka panjang dibandingkan dengan pelat aus yang diperkeras pada pompa ini.

 

4. Trash Pumps atau Pompa Sampah

Pompa sampah biasanya portabel dan dapat menangani air yang padat, sehingga pompa ini ideal untuk aplikasi dewatering. Jenis ini juga dapat dijalankan dengan bahan solar, bensin, atau listrik tergantung pada kebutuhan Anda. 

Pompa sampah dirancang dengan urat impeller yang lebih dalam dan bukaan pelepasan yang lebih besar. Hal ini memungkinkannya untuk memindahkan cairan yang mengandung padatan yang biasanya justru menyumbat pompa standar lain. 

Pompa sampah bahkan dapat melakukan aplikasi dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Keuntungan utama dari pompa sampah dalam aplikasi dewatering, yaitu kecepatan yang bisa disesuaikan serta aliran dan tekanan debit yang lebih tinggi.

Pompa ini pun mudah digunakan dan dirawat karena komponen yang lebih sedikit dibandingkan pompa lainnya.

Meski begitu, pompa sampah juga memiliki kekurangan, kapasitas bahan bakarnya terbatas sehingga harus dipantau dan diisi lebih sering.

 

5. Pompa End-Suction

Pompa yang satu ini merupakan jenis pompa sentrifugal paling umum dan banyak tersedia dalam berbagai ukuran, bahan, dan konstruksi yang sesuai dengan berbagai pengaplikasian.

Pompa end-suction memiliki selubung dengan penghisap di salah satu ujungnya, debit keluar dari atas. Mereka ditempatkan di permukaan dengan pipa hisap panjang yang perlu diturunkan ke dalam air.

Dalam dewatering, pompa ini dapat memberikan keuntungan sebagai berikut:

  1. Sangat cocok untuk mentransfer cairan dengan volume besar.
  2. Desain yang sederhana membuat pompa tidak memerlukan katup atau piston dan bagian yang bergerak.
  3. Pompa yang dirancang dengan kompak hanya membutuhkan ruang yang relatif kecil.

Sementara itu, kerugian berikut dapat terjadi saat menggunakan pompa end-suction:

  1. Kebocoran kecil vakum yang mencegah pompa dari priming yang sempurna. Hal ini dapat menyebabkan pompa terus-menerus menarik udara dari kebocoran alih-alih udara di saluran hisap, sehingga siklus priming tidak pernah selesai.
  2. Waktu priming dapat dipengaruhi oleh diameter dan panjang selang hisap atau pipa karena volume udara yang perlu dikeluarkan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan pompa untuk melakukan priming, semakin banyak panas yang ditambahkan ke cairan. Hal ini selanjutnya akan memperpanjang waktu priming.

 

Memilih Pompa Tambang dengan Tepat

Untuk mendapatkan pompa tambang yang sesuai dengan kebutuhan Anda, diperlukan cara yang tepat untuk memilihnya. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan:

  • Menggali informasi sebanyak mungkin

Kenalilah berbagai aspek dan carilah informasi sebanyak mungkin terkait pompa tambang untuk membantu Anda menentukan pilihan. Kini, teknologi terus berkembang dan dapat memudahkan Anda mencari tahu tanpa harus menjadi ahli.

  • Pilih layanan yang menyediakan berbagai pompa

Tentunya, penting untuk memilih penyedia jasa sewa pompa tambang yang terpercaya dan dapat menyediakan berbagai pilihan sesuai kebutuhan. Anda pun dapat mendiskusikan saran dari penyedia layanan mengenai pompa tersebut.

 

Dapatkan Pompa Tambang Berkualitas!

Utamakanlah kualitas yang baik dan harga terjangkau. Salah satunya, yaitu sewa pompa dari Sewatama. Kami menyediakan berbagai pompa berkualitas dengan harga kompetitif! Jangan ragu, hubungi Sewatama sekarang.

Berita & Update Lainnya

Belum banyak konsumen yang pasang solar panel alias panel surya di Indonesi...
Apa itu trafo listrik? Sebagian dari Anda mungkin pernah mendengar tentang trafo...
Genset merupakan pembangkit daya listrik yang tentunya memerlukan pengoperasian ...

Beri tahu apa yang Anda butuhkan

Kami akan membantu memberikan solusi untuk anda